Minggu, 17 Oktober 2010

Kemiskinan: Latar Belakang, Dampak dan Pemecahan

Oleh : Dadang Setiawan, 9 Juli 2010

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEMISKINAN
Kemiskinan memiliki pengertian yang sangat luas atau universal sehingga kemiskinan bias dilihat dari berbagai disiplin ilmu baik dilihat dari aspek sosial, politik, budaya, ekonomi, psikologi dan pendidikan. Sebagai suatu masalah global maka kemiskinan sering dikaitkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Dengan kata lain juga kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana rendahnya nilai tatanan kehidupan di suatu daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan, baik yang menyangkut maslaah moral, materil maupun spiritual. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah pendapatan yang menjamin kebutuhan dasar, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup secara mendasar,  pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya. (Sutyastie dan Prijono, 2002)
Upaya penanggulangan kemiskinan sudah sering kita dengar dan digalakan oeh pemerintah, namun sampai sekarang kemiskinan masih tetapmenjadi momokyang sudah menjadi budaya di indinesoa. Salah satu penyebab ketidak merataan penanggulangan kemiskinan terutama di Indonesa disebabkan karena pendekatan yang dilakukan hanya pada satu segi yang menjadi sebab saja. Pendekatan permasalahan kemiskinan dari segi pendapatan saja tidak mampu memecahkan permasalahan komunitas. Karena permasalahan kemiskinan komunitas bukan hanya masalah ekonomi namun meliputi berbagai masalah lainnya. Dalam kontek penanggulangan kemiskinan yang hanya mencakup pada komunitas tertentu saja terjadi sebuah ketidak merataanya suatu tindakan karena tidak mencakup keseluruhan tapi hanya secara konvensional pada umumnya hanya tertuju pada komunitas yang berada dibawah satu garis kemiskinan tertentu. Oleh karena itu sering sekali upaya pengentasan kemiskinan hanya bertumpu pada upaya peningkatan pendapatan komunitas tersebut.
Beberapapengertian mengenai kemiskinan sudah banyak diungkapkan oleh para pakar ter dahulu seperti Benyamin White mengemukakan bahwa :
“Yang dimaksud dengan kemiskinan adalah tingkat kesejahteraan masyarakat terdapat perbedaan kiteria dari satu wilayah dengan wilayah lainya”

Kemudian M Jauhari Wira Karta Kusuma mengemukakan pengertian kemiskinan yaitu :
“Kemiskinan adalah tentang adanya pertambahan kesejahteraan penduduk di kota yang terus meningkat, sementara penduduk yang berada di pedesaan relatif stabil ataupun menurun serta belum terlihat kecenderungan untuk membaik”

Begitu Juga Prof. Mubiyarto mengemukakan bahwa :

“Kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan suatu masyarakat baik yang berada di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan”
                Dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh para pakar sudah terlihat sekali bagaimana kemiskinan itu dilihat dari berbagai sisi terutama dari kesejahteraan yang dihubungkan dengan tingkat ekonomi keehidupan suatu masyarakat. Gambaran lain mengenai kemiskinan dapat dipahami dalam berbagai pandangan yaitu :
a.       Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b.      Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c.       Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Gambaran-gambaran yang disebutkan diatas merupakan sebuah masalah yang merupakan masalah universal dari kemiskinan. Namun kenyataan dilapangan dimana penanggulangan kemiskinan hanya mencakup pada komunitas tertentu belum menyentuh pada aspek masyarakat miskin secara keseluruhan. Sedangkan kemiskinan merupakan masalah plural yang tidak hanya mencakup masalah ekonomi saja tetapi merupakan masalah yang harus ditangani dengan melihat dari berbagai disiplin ilmu sehingga ditemukan pemecahan dari masing-masing disiplin ilmu. Menurut Max-Neef, dikarenakan pemerataan penanggulangan kemiskinan tidak merata sehingga komunitas mendapat tanggung jawab karena pemecahan masalah komunitas tidak dapat diselesaikan. Adapun macam-macam tanggung jawab kemiskinannya yaitu Pertama Kemiskinan sub-sistensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih mahal. Kedua Kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk (sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah. Ketiga Kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan. Keempat Kemiskinan partisipasi , tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas.Kelima Kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antar kelompok sosial, terfragmentasi.Keenam Kemiskinan kebebasan, stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat pribadi maupun komunitas. Jika keenam masalah tersebut bisa diatasi dengan baik maka penanggulangan pemerintah dalam memerangi kemiskinan akan berjalan dengan baik dan merata baik di desa ataupun kota apalagi di zaman sekarang dimana pusat masyarakat miskin berada di kota besar bukan lagi di kampung-kampung atau masyarakat pedesaan.

  1. LATAR BELAKANG TIMBULNYA KEMISKINAN
                Kemiskinan merupakan suatu masalah yang terjadi di zaman sekarang saja tetapi terjadi dari zaman dahulu sampai sekarang kemiskinan seolah-olah telah menjadi masalah lintas zaman. Sebagai akibat dari kemiskinan ini yaitu terjadinya pertentangan antara kapitalisme dan sosialisme dimana kapitalisme mengedepankan modal yang sebesar besarnya dan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa melihat status atau kondisi perekonomian sedangkan sosialisme cenderung bergerak pada aspek social yang mengedepankan kesejahteraan rakyat. Dari pernyataan diatas sudah terlihat sekali kenyataan tersebut menjadi latar belakang mengapa kemiskinan menjadi masalah yang mendapatkan perhatian besar di setiap Negara di dunia.Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Indonesia merpakan negara yang kaya akan sumber daya alam tatapi Indonesia tidak dikatakan sebagai negara yang makmur,malah sebagai negara yang miskin. Salah satu yang menjadi sebab kenyataan tersebut karena kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana cara mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Jika dihubungkan dengan aspek secara umum maka kemiskinan bisa disebabkan kedalam beberapa aspek yaitu :
a.       Individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
b.      Keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
c.       Sub-budaya, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
d.      Agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
e.       Sruktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
f.        Kemalasa dari individu dimana tidak adanya keinginan atau usaha untuk maju kepada kehidupan yang lebih baik.
Berbagai persoalan kemiskinan memang pada dasarnya terletak pada individu yang merupakan bagian dari masyarakat apakah itu miskin atau tidak. Selain dari aspek diatas, kemiskinan juga bisa dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti dari aspek Sosial bahwa kemiskinan diakibatkan karena terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi dimana terjadi sebuah ketidak tahuan mengenai teknologi informasi yang diakibatkan kurangnya atau sempitnya interaksi antara masyarakat. Aspek Ekonomi, kemiskinan dilatar belakangi oleh terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan akibat dari terbatasnya pemilikan alat produksi sehingga upah yang didapatkan sangat rendah dan tidak adanya inisiatif untuk menabung sebagai simpanan yang bisa digunakan ketika butuh untuk keperluan yang sangat penting. Dengan indikator ekonomi maka kemiskina bisa dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran. Dari Aspek Psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari Aspek Politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menyebutkan sebanyak 39,30 juta jiwa (17,75 persen) penduduk Indonesia dikatakan penduduk miskin. Pada tahun 2007 sebanyak 105,3 juta jiwa (BPS: 37,17 juta jiwa atau 16,58 persen), dan diperkirakan pada 2008 penduduk indonesia diperkirakan sekitar 49 persen merupakan masyarakat miskin sehingga Indonesia termasuksalah satu negara miskin di dunia terutama dilihat dari daya beli masyarakat Indonesia dinilai sangat kurang sekali dan juga permasalaha gizi buruk yang semakin meningkat. Tingginya angka kemiskinan dapat disimpulkan bahwa kemiskian merupakan persoalan kolektif dan struktural akibat dari konstruksi ekonomi, sosial dan politik yang berkembang di masyarakat. Sedangkan di dalam pemerintahan sendiri, dengan adanya subsidi terhadap kenaikan barang yang berimbas pada masyarakat menjadikan hilangnya subsidi untuk yang lainya yang disebabkan karena keterbatasan dana yang tersedia akibat kepentingan-kepentingan individu yang tidak mengedepankan aspek kesejahteraan dan keselamatan rakyat.

  1. DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI KEMISKINAN
            Kemiskinan yang terjadi merupakan sebuah masalah yang tentunya memberikan dampak bagi masyarakat baik itu dampak positiv maupun dampak yang negativ. Dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan dapat dikelompokan kedalam beberapa masalah seperti :
a.       Dampak Masalah Kependudukan
Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan berdampak pada ketidak meratanya pertumbuhan peduduk disetiap wilayah sehingga ketidakmerataan tersebut membawa konsekuensi berat kepada aspek-aspek kehidupan sosialainya. Secara nasional  penduduk yang tidak merata mambawa akibat bagi penyediaan berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang lapangan pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran baik secara tersembunyi ataupun pengangguran secara terbuka.
b.      Dampak Masalah Ekonomi
Masalah Ekonomi menyangkut masalah kerumahtanggaan penduduk dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini terbagi kedalam beberapa aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas penduduk, sumber daya alam dan manusia, komunikasi dan transportasi, kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau dari segi kuantitas Penduduk Indonesia merupakan memiliki kekuatan ekonomi yang bisa dikembangkan terutama dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi kemiskinan menjadikan Penduduk tidak memiliki kekuatan dalam mengenbangkan perekoomia Indonesia. Kemudian kemiskinan menjadikan penduduk seolah menunjukan kelemahanya sebagai konsumen berbagai produksi. Seretnya transportasi komunkasi menyebabkan perekonomian terhambat seperti pada dasarnya daerah tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan tapi tatap saja kehidupan penduduknya tetap rendah.
c.       Dampak Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan dapat diartikan bahwa masalah yang terjadi di lingkungan hidup manusia mengancamketentraman dan kesejah teraan manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara komponan manusia dengan lingkungan yang menjadi penampung dan penjamin kehidupan manusia. Dampak lainya yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan, kebanjiran, pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena kemiskinan.
d.      Dampak Masalah Pendidikan
Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan memang sangat merugikan sekali karena telah menghilangkan pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia yang belum mengenal pendidikan.
e.       Pemberontakan
Pemberontakan merupakan bentuk kekecewaan dari masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai telah gagal menciptakan kesejahteraan rakyatnya, perang saudara antar-etnis, golongan, ideologi demi sebuah kekuasaan dan untuk menguasai kekuasaan, dan yang lainnya. Semua itu tidak terlepas dari usaha masyarakat untuk melakukan perubahan nasibnya agar menjadi lebih baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang menimpanya. Pemberontakan sepertiitu biasanya terjadi di negara berkembang atau negara miskin.
            Penjelasan diatas sudah tentu sangat memberikan gambaran bagaimana dampak dari adanya kemiskinan yang tidak mempengaruhi satu aspek saja tetapi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehudupan manusia. Sepertikita lihat bahwa memang realitas dilapangan memang terjadi seperti itu dimana kemiskinan menjadikan masyarakat menjadi beban bagi pemerintah. Sekedar catatan saja bahwa pada dasarnya kembali kepada diri masing-masing apakah ada usaha untuk merubah kearah yang lebih baikataukah berada dalam kehidupan miskin dengan tidak adanya usaha untuk merubah nasib kearah yang lebih baik. Sehingga aspek yang menjadi sumber daya yang tidak bisa diekploitasi menjadi sesuatu hal yang bisa di kelola dan menjadi sesuatu yang lebih memiliki arti dan harga karena disentuh oleh tangan-kreatif masyarakat yang menginginkan perubahan hidup.

  1. PEMECAHAN MASALAH KEMISKINAN
            Kemiskinan yang terjadi merupakan masalah yang harus ditanggung secara bersama, tidak hanya pemerintah yang melakukan penanggulangan kemiskinan tetapi masyarakatpun harus ikut serta dalam mencari pemecahan kemiskina. Pemecahan yang menjadi alternatif ada berbagai macam bentuknya seperti Bantuan kemiskinan secara langsung kepada orang miskin, Bantuan terhadap keadaan individu, Bantuan terhadap orang yang lemah seperti orang yang sudah tua. Pananggulangan kemiskinan melalui partisipasi aktif dari masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. Mereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri sehingga akan terlihat perubahan yang signifikan apakah berhasil atau tidaknya program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan.
Kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari bidang ekonomi dimana terjadi ketidak cukupan antara kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu ekonomi mencoba melihat bagaimana cara menanggulang kemiskinan. Berdasarkan teori ekonomi penanggulangan kemiskinan dapat direalisasika dengan cara :
a.       Peningkatan keterampilan sumber daya manusia
b.      Penambahan modal investasi
c.       Pengembangan Teknologi
Selain pemerintahn peran aktif dalam penanggulangan kemiskinann juga harus diperankan langsung oleh masyarakat. Adapun program-program tersebut Pertama Pengembangan desa tertinggal, Kedua perbaikan kampung, Ketiga gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Dengan terjadinya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat maka program pengentasan kemiskinan akan berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku dan tepat pada sasaran yang dituju juga perlunya pengawasan ari masyarakat pula jikaterjadi penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang lebih mementingkan kepentingan pribadi. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun "gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan", yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal. ( Buku Pedoman Umum P2KP-3, Edisi Oktober 2005).
Program penanggulangan kemiskinan juga harus memberikan solusi baru demi terjadinya kesinambungan secara meningkat dari waktu kewaktu. Salah satu  yang harus dilihat adalah uasaha mikro ekonomi yang merupakan usaha kecil yang ada dikalangan masyarakat kecil atau pedesaan. Adapun pemberdayaan usaha mikro yaitu :
a.       Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan umkm secara sistemik, mandiri dan berkelanjutan
b.      Menciptakan sistem penjaminan  untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif usaha mikro.
c.       Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial guna meningkatkan "status usaha" usaha mikro agar "feasible" dan "bankable" dalam jangka panjang.
d.      Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk memperluas jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro secara cepat, tepat, mudah, dan sistematis.
Pengentasa kemiskinan pada dsarnya sudah direalisasikan oleh pemerintah hanya saja kenyataan dilapangan sering tidak sama dengan bagaimana sesuai dengan program yang dicanangkan. Ketidak tepat sasaran menjadi salah satu aspek yang menghambat penanggulangan kemiskinan. Aspek dari berbagai sudut pandang juga menjadi salah satu penyebab kemiskinan tetap ada dan bahkan terus meningkat. Dalam menanggulangi kemiskian pemerintah juga harus melihat bagaimana situasi yang berkembang dari tahun ketahun, karena perkembangan dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan yang yang sangat besar terutama dalam bidang teknologi imformasi. Sudah selayaknya masyarakat bisa bersaing dengan era globalisasi yang semakin meningkat dan canggih. Pada hakekatnya perubahan akan terjadi ketika manusia ada kemauan untuk merubah nasibnya jadi kembali lagi pada diri masing-masing mengenai bagaimana menghadapi tantangan zaman yang semakin modern.

3 komentar: